Berita SEO Terbaru: Inilah Cara Kerja LLM dalam Memersepsi Teks!
Berita SEO Terbaru. Sebuah lembaga riset AI bernama Anthropic sukses menyelesaikan penelitiannya terkait cara kerja LLM (Large Language Model) dalam memersepsi teks. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa LLM membangun sebuah peta internal terlebih dahulu sebelum memahami sebuah teks.
Cara kerja LLM dalam memersepsi sebuah teks ini mirip dengan cara kerja otak manusia dalam memproses ruang dan persepsi. Proses penelitian yang dilakukan oleh Anthropic ini menggunakan bantuan teknologi Claude 3.5 Haiku.
Baca Juga: Bagaimana Outline Konten yang Mendukung AI Overview?
Teknologi ini digunakan oleh Anthropic untuk memudahkan proses pembelajaran LLM terkait dengan line break dan teks dengan lebar tertentu. Kita dapat memahami bahwa tujuan sederhananya adalah untuk mengetahui apakah AI dapat memahami kapan harus pindah baris.
Seperti yang diungkapkan di awal artikel, LLM membentuk pola internal yang menyerupai spatial awareness sebelum memahami sebuah teks. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan agar peneliti mendapatkan jawaban yang akurat tentang bagaimana Claude 3.5 Haiku bekerja.
Terutama dalam beberapa proses penting seperti melacak posisi teks, mengetahui tentang berapa banyak karakter yang digunakan dalam teks, serta kapan harus berpindah baris teks agar hasil yang diberikan kepada pengguna rapi dan enak dilihat.
Penelitian ini juga mengungkapkan fakta menarik bahwa LLM selalu dapat belajar secara mandiri dari database teks yang ada di dalamnya. LLM mampu mengembangkan struktur berpikir yang cepat, akurat, dan dituliskan dengan rapi dari banyaknya data.
Inilah sebab mengapa LLM atau AI pada umumnya begitu digemari sekaligus ditakuti. Peneliti dari Anthropic menggunakan attribution graphs demi dapat memvisualisasikan bagaimana LLM dapat berpikir menentukan kapan mereka harus menuliskan baris baru di dalam sebuah teks.
Attribution graphs sendiri adalah peta yang menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam LLM bekerja sama dalam membuat keputusan. Attribution graphs ini memberikan tim Anthropic kesimpulan bahwa Claude memiliki fitur internal khusus dalam menghitung jumlah karakter dan mendeteksi batas baris.
Apabila jumlah karakter yang dihasilkan LLM menyentuh batas baris yang ditentukan, maka LLM akan langsung memproduksi karakter untuk teks berikutnya di line atau baris yang berbeda. Yang menarik dari teknologi Claude ini adalah proses perhitungan karakternya tidak dilakukan secara manual.
Pendekatan yang dilakukan oleh Claude sedikit lebih kompleks yakni dengan mempelajari permukaan melengkung yang bergerak secara mulus. Pendekatan ini menjadikan Claude dapat melacak posisi teks secara real-time tanpa harus menghitung simbol demi simbol.
Lebih detail, tim Anthropic menjelaskan bahwa LLM bekerja dengan dua sistem utama, yakni boundary head dan attention head. Boundary head adalah mekanisme khusus yang mendeteksi kapan baris teks mencapai batasnya, sedangkan attention head adalah mekanisme LLM yang menentukan bagian teks mana yang perlu diperhatikan.
Fakta menarik dari penelitian ini adalah LLM yang benar-benar bekerja layaknya cara otak manusia memproses informasi. Ketika peneliti memasukkan beberapa simbol tambahan seperti @@ di antara teks, peta internal LLM menjadi kacau dan menjadikan proses perkiraan batas baris teks juga ikut kacau.
Dari sini, peneliti menyatakan bahwa LLM juga dapat merasakan kebingungan sama seperti manusia saat melihat ilusi optik. Meskipun begitu, LLM tetap mampu bekerja lebih baik apabila diberikan kesempatan uji coba yang lebih banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Anthropic ini memang tidak secara langsung memengaruhi strategi konten Anda dalam konsep SEO. Tetapi memahaminya dapat membantu Anda menuliskan konten yang lebih mudah dipahami oleh AI.
Sedikit temuan menarik, beberapa waktu lalu admin dibuat kesal oleh salah satu platform website UGC (User Generated Content) ternama Tanah Air. Bagaimana tidak? konten artikel yang jelas-jelas admin tuliskan dengan kata-kata sendiri malah dideteksi sebagai AI.
Konten dideteksi menggunakan AI sebanyak 66%. Setelah membaca artikel di The Conversation, admin mengerti mengapa hal itu dapat terjadi. Cara kerja LLM dalam menganalisis teks dan membandingkan polanya menjadikannya mudah memberikan prediksi apakah sebuah tulisan dibuat oleh manusia atau tidak.
LLM bekerja dengan cara memprediksi kata apa yang selanjutnya muncul dari kata sebelumnya. Semisal ketika ada kata "membaca" maka kata selanjutnya yang kemungkinan besar muncul adalah "buku", bukan hal lain seperti "mata". Itulah sebabnya mengapa AI memiliki pola yang relatif seragam.
Baca Juga: Benarkah Konten AI Tidak Baik untuk SEO?
Dari artikel tersebut admin menemukan jawaban bahwa konten yang memiliki gaya bahasa terlalu formal akan dideteksi sebagai buatan AI.
Kesimpulan
![]() |
Infografis Naseonal Cara Kerja LLM dalam Memersepsi Teks |
Inilah penjelasan lengkap tentang berita SEO terbaru, terutama tentang cara kerja LLM dalam memersepsi teks. Dari penjelasan panjang di atas, dapat kita ketahui bahwa LLM memahami teks layaknya otak manusia memproses ruang dan persepsi. Temuan ini membuktikan bahwa AI tidak hanya menulis berdasarkan urutan kata, tetapi juga membangun struktur pemahaman internal yang kompleks.
Akhir kata, admin Naseonal.com mengucapkan terima kasih kepada para pembaca karena telah membaca artikel "Berita SEO Terbaru: Inilah Cara Kerja LLM dalam Memersepsi Teks!" sampai akhir.
Apabila Anda terbantu dengan penjelasan ini, admin berharap Anda juga dapat membagikannya kepada teman atau orang lain yang sekiranya membutuhkan.
Referensi Bacaan yang Disarankan:
- Anthropic Research Shows How LLMs Perceive Text. Penulis Roger Montii
- Mengapa Tulisan Asli Bisa Terdeteksi Buatan AI, Benarkah Deteksi AI Tidak Akurat? Pahami Cara Kerja dan Tips Mengatasinya. Penulis Yaniasih


Tidak ada komentar:
Tulis commentsBerikan komentar yang sopan dan jauh dari kata SARA